NAMA Anton Suseno pada era 1990an, siapa tidak kenal sang legenda tenis meja
ini. Bukan di dalam negeri atau Tanah Air saja laki-laki kelahiran
Indramayu, Jawa Barat, 15 Desember 1971 ini terkenal tetapi juga di luar
negeri baik Asia Tenggara, Asia, juga Eropa.
Atlet
yang pada masanya bermain dengan gaya bertahan ini telah turut
mengharumkan nama bangsa Indonesia dalam berbagai kejuaraan. Pada multi
event SEA Games, beberapa emas dari beberapa penyelenggaraan berhasil ia
raih. Terakhir, pada SEA Games 1999, saat di mana negara-negara di Asia
Tenggara mulai bangkit, Anton masih sempat menyumbangkan 1 emas lewat
nomor ganda putra bersama Hadiyudo Prajitno.
Di
dalam negeri prestasinya memang tidak sempat sampai puncak. Tapi ia
selalu menjadi salah satu anggota tim saat Indonesia bermain di luar
negeri apakah untuk SEA Games, Kejauaraan Asia, ataupun Kejuaraan Dunia.
Dalam beregu, Anton kerap menjadi penentu kemenangan bagi regu putra
Indonesia.
Permainannya
yang unik selain tampil dengan gaya bertahan, gaya Anton memang kerap
mengundang decak kagum. Bukan saja atlet-atlet Asia Tenggara saja yang
setiap kali ada kejuaraan Internasional selalu menanyakan keberadaan
kakak atlet Yon Mardiono ini tetapi juga atlet-atlet Eropa. Bagi mereka
bukan soal kalah-menang tetapi sangat terkesan dengan gaya permainan
yang diperagakan Anton.
Sekarang
bahkan aktif sebagai konsultan pelatih PTM Liga Kasih Bangsa Jakarta,
selain juga menjabat sebagai wakil ketua umum sebuah organisasi terkait
dengan atlet-atlet yang pernah mengikuti Olimpiade. Anton Suseno
tercatat pula sebagai atlet tenis meja Indonesia yang beberapa kali
mengikuti ajang Olimpiade.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar